Rabu, 09 April 2014

Apakah yang bisa kita pelajari dari sebatang bambu?

Artikel ini kami ambil sepenuhnya dari komunitas bambu, kebetulan saya ikut tergabung didalamnya walau hanya sekedar anggota grup di jejaring sosial facebook.
FILOSOFI BAMBU
Allah mengajarkan kita untuk menengok sekeliling dan belajar dari alam semesta. Allah sendiri dalam al-Qur’an mengungkapkan contoh dan perumpamaan, mulai dari semut, laba-laba, lebah hingga nyamuk. Allah juga tidak malu untuk bersumpah demi nama buah-buahan: tin dan zaitun.

Apakah yang bisa kita pelajari dari sebatang bambu? Perlihatkan akarnya. Ia menghunjam ke dalam bumi, kuat tetapi lentur. Mari kita lihat struktur pohonnya. Ketika masih muda dan pendek, ia tegak. Tetapi semakin tua dan tinggi, semakin dia merunduk. Lihatlah lingkungan sekelilingnya. Ia bisa tumbuh di semua tempat, bahkan yang paling gersang. Akar bambu menghunjam kuat karena ia adalah hasil dari proses yang panjang.

Empat tahun pertama ditanam, hampir tidak ada pertumbuhan di atas permukaan bumi. Tetapi di bawah permukaan bumi, akarnya merambat dan membentuk jaringan akar yang kukuh. Setelah batangnya melesat ke atas, tidak ada seorang pun yang bisa mencabut akarnya, tetapi hanya mampu memotong atau menggergaji batangnya. Akarnya tetap kukuh dan tidak bisa dicabut. Ini memberikan pelajaran, apa pun yang berakar kuat, baik itu iman, keyakinan atau lainnya, tidak bisa dicabut keluar. Dan proses pembentukan akar yang kuat itu memerlukan waktu yang lama, yang memerlukan kesabaran dan keteguhan. Namun, keteguhan itu tidak mengurangi kelenturan dan keluwesannya.

Bambu juga menunjukkan kerendahatian. Semakin tinggi seseorang, baik dalam ilmu, materi, maupun status sosialnya, ia semakin merunduk karena ia tidak akan pernah lupa akarnya yang menghunjam ke bumi. Ia sadar bahwa asal-usulnya dari bumi, dari tanah, dan bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah kepadanya. Selain itu, bambu juga mengajari kita untuk selalu memberi nilai guna dalam setiap hidup kita. Ketika masih berupa tunas, bambu menjadi rebung yang nikmat untuk dibuat sayuran. Ketika membesar, bambu menyediakan diri untuk dijadikan bahan membuat bangunan.

Marilah di bulan baik ini, kita membuka hati dan pikiran kita agar lebih reseptif menangkap pelajaran dan ayat-ayat Tuhan di sekeliling kita, termasuk dari bambu ini.* (Dr. Ali Masykur Musa: Pesan-Pesan Moral Islam. Lingkungan Hidup, Kesalehan Sosial, Spiritualitas. Agustus 2011)

Sumber Artikel klik gambar ini
https://www.facebook.com/KomunitasCintaBambu/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar